Pages

Monday, February 14, 2011

aku kecewa malam ini sayang...

entah saya harus berkata apa kepadamu sayang...
namun saya kecewa untuk sesaat ini, kenyataan yang ada tidak sesuai dengan harapan yang ku angankan. sederhana saja. namun sangat prinsip. engkau tahu, jika bicara masalah prinsip sesuatu bisa menjadi serius. dan untuk malam ini saya kecewa kepadamu sayang..

sayang...
saya tidak paham, apakah engkau paham dengan kasih sayang ku berikan kepadamu. memang saya tidak bisa memberikan semua keinginanmu saat ini. namun selagi saya bernafas, saya ingin membuatmu tersenyum. bukan hanya kamu saja yang tersenyum, namun orang-orang terdekatmu yang menyayangimu dan membanggakanmu.

maafkan aku sayang...
mungkin aku yang salah, aku tidak bisa mebuatmu paham bahwa sayang itu bukan hanya tertawa. bahagia dengan canda. dan dunia adalah miliki kita, sedangkan orang lain... ah masa bodoh dengan mereka. jangan pedulikan mereka, mungkin itu menurutmu sayang

maafkan aku untuk saat ini aku marah kepadamu, bukan aku benci, namun karena aku sayang kepadamu. mohon mengertilah, sayang itu terkadang terwujud dengan amarah. terkadang aku diam-diam dengan amarah. dan engkau tahu, jika amarah telah mengukungku aku akan tersiksa.

maafkan aku sayang...
aku berharap banyak kepadamu, berharap engkau bisa membebaskan aku dari rajut-rajut tak kasat mata. namun ada. aku ingin bebas. bebas bersama angin, terbang kemana saja, mengarungi luasnya dunia. menempuh jalan-jalan yang tak jejak.

sayang, maafkan aku sayang...

(kurai taji, 11/02/11, 00:47 WIB)
Selengkapnya...

jejak-jejak tarian dzarah..

bisu, engkau membisu dengan bahasamu
sedangkan aku serak berteriak dengan bahasaku

diam, engkau diam dengan keteguhanmu
sedangkan aku jungkal balik untuk mengejarmu

engkau tetap angkuh seakan tidak peduli
sedangkan aku, bosan...
dan jenuh mengerogoti kesabaranku..

sampai kapankah kita saling memahami?

oh bukan...
sampai kapan aku bisa memahamimu

dzarah...!!!
Selengkapnya...

Entahlah...

kita...
dipertemukan untuk satu tujuan
dan itu terjadi berkat satu senyuman
puluhan tahun silam.

aku..
berdiri tertatih setelah letih melangkah
memandangmu yang telah jauh berlari
hanya bisa memandang

engkau...
tersenyum kepadaku
dua puluh tahun silam
membuatku terbang melayang
dan
kehilangan arah

dia...
adalah
hal yang engkau butuhkan
hal yang engkau dambakan

kita, aku, engkau dan dia
dipertemukan satu tujuan

dan sekarang aku hanya mampu
diam, sesaat menoleh kebelakang
menatap jejak jejak langkah
yang ditutupi debu
yang di kikis oleh angin
yang dibasuh air

aku diam
menatapmu menjauh
meninggalkan aku
yang berusaha untuk tersenyum
manatap musim bersemi...

(kurai taji, 11/02/11, 01.08)
Selengkapnya...

sesaat ketika aku menginginkanmu pergi...

kita...
dipertemukan untuk satu tujuan
dan itu terjadi berkat satu senyuman
puluhan tahun silam.

aku..
berdiri tertatih setelah letih melangkah
memandangmu yang telah jauh berlari
hanya bisa memandang

engkau...
tersenyum kepadaku
dua puluh tahun silam
membuatku terbang melayang
dan
kehilangan arah

dia...
adalah
hal yang engkau butuhkan
hal yang engkau dambakan

kita, aku, engkau dan dia
dipertemukan satu tujuan

dan sekarang aku hanya mampu
diam, sesaat menoleh kebelakang
menatap jejak jejak langkah
yang ditutupi debu
yang di kikis oleh angin
yang dibasuh air

aku diam
menatapmu menjauh
meninggalkan aku
yang berusaha untuk tersenyum
manatap musim bersemi...

(kurai taji, 11/02/11, 01.08)
Selengkapnya...